November 10, 2006

kapan semuanya berakhir


keterpurukan terus melanda, batasnya sama sekali belum terlihat jelas.
Hanya terlihat sedikit mengambang, berupa titik tapi kasat mata.
Kembali gelap berkuasa, dalam sebuah jiwa yang sebenarnya rindu akan terangnya mahligai cahaya yang selama ini telah sirna dari hidupnya. Masih kelihatan kabur,
di mana posisi titik cahaya itu.
Entahlah, yang pasti sekarang titik terang itu belum ditemukan, setan-setan masih merajang memangsa mahluk lemah yang terjerembab dalam kegelapan itu. 
Ia merintih, menahan rasa sakit yang tak terkira.
Sebuah bayangan indah kembali terlihat di antara sesaknya tarikan nafas yang semakin berjarak. Di sela-sela hitungan betapa berharganya setiap okisgen yang masuk, cahaya itu kembali menampakkan wujudnya.
Kapan semunya berakhir, kapan cahaya itu akan kembali bersinar.
Membangkitkan jiwa-jiwa yang telah mati, mencairkan kebekuan hati.
Yang telah terbatu akibat keserakahan nafsu duniawi.
Masih adakah urat yang tertanam dalam relung itu? Yang mungkin bisa membangunkan dari tidur panjang yang menakutkan. 
Yah, waktu terus berjalan,
bumi masih menatapnya dengan miris. Sungguh ini hanya merupakan ekspresi manusia yang lemah, terjerembab dalam kubangan yang ia gali sendiri

No comments: