Ketika pertama kali menjejakkan kaki di kota ini, terbersit sejuta harapan yang membara di benak saya. Saya berpikir bahwa kota ini lebih menjanjikan dibanding dengan Semarang, tempat saya mengisi guratan-guratan hidup lima tahun terakhir.
Namun kenyataannya kehidupan di sini tidak lebih baik. Saya tetap harus berpacu dengan kerikil-kerikil tajam yang bertebaran di setiap panjang langkah saya. Bahkan kadang saya berpikir untuk menyerah karena sudah tidak kuat memperjuangkannya.
Beberapa kali saya berperang dengan pikiran saya sendiri
No comments:
Post a Comment