October 6, 2010

Suatu pagi di puncak Bromo (2)

Menguak dinginnya malam


Pukul 02.00 WIB  (25/9) rombongan dari Jogja berangkat dari Hotel Bromo View yang belokasi di pusat kota Probolinggo. Katanya sih, hotel ini yang paling bagus di kota tersebut. Namun jika dibandingkan dengan hotel di Jogja, kondisinya jauh ketinggalan.


Rombongan  yang tadinya masih lelap dalam tidurnya. mencoba untuk menerobos dinginnya malam dengan menggunakan sebuah minibus carteran. Perjalanan dari hotel menuju Bromo membutuhkan waktu kurang lebih dua jam.

Jalan yang semula cukup enak untuk dilalui, mulai berangsur terjal ketika memasuki tanjakan perbukitan menuju Bromo. Bus yang penuh sesak mulai goyang tak beraturan. Meski kondisi jalan berkelok-kelok dan penuh bebatuan, sebagian penumpang tetap mencoba untuk melanjutkan tidurnya.

Ternyata minibus yang membawa rombongan tidak bisa mengantar kami hingga ke lokasi yang hendak dituju yakni puncak Pananjakan. Memasuki lereng Bromo, kondisi jalan memang penuh dengan tikungan-tikungan tajam dengan jalan yang rusak parah dan sempit.

Satu jam perjalanan kami tiba di sebuah hotel yang bernama 'Yoschi'. Kami pun turun di depan hotel itu. Suasana semakin terasa dingin menusuk tulang. Rombongan mulai memasang asesoris pengusir dingin mulai dari topi kupluk yang banyak dijajakan oleh pedagang asongan, syal, kaos tangan, hingga sarung.

Asesoris-asesoris penghangat itu memang cukup membantu mengurangsi rasa ngilu yang menusuk tulang. Kadar oksigen kian menipis, sehingga setiap nafas yang terhembus keluar seperti asap rokok.

Uniknya, semua Hartop yang melayani rute Pananjakan semuanya menggunakan plat N XXX NX. Entah bagaimana ceritanya bisa seperti itu. Yang pasti, perjalanan dengan Hartop ini penuh dengan tantangan. Rombongan yang tadinya menumpang dalam satu minbus kini dibagi menjadi dua karena daya tampung jip lebih sedikit.

Dari tempat transit kondisi jalan semakin parah. Tanjakan-tanjakan yang menjulang dengan yang berkelok-kelok mendominasi rute perjalanan. Usai menyusuri perbukitan, kami pun mulai memasuki hamparan pasir.

Malam memang masih begitu pekat, dan kadang kantuk tak bisa terhindarkan. Ketika mata mulai terpejam, hentakan-hentakan hasil gesekan roda Jip yang ngebut dengan permukaan pasir yang tidak rata kembali membangunkan rombongan.

Lautan pasir itu pun sukses kami tundukkan. Kini giliran tanjakan terjal menyusuri puncak Pananjakan yang harus ditaklukkan. Hartop yang kami tumpangi sesekali tersendat untuk mengindari lubang-lubang besar yang mengaga di tengah jalan.

Sepanjang jalan menuju puncak Pananjakan kondisinya memang cukup memprihatinkan. Entahlah, mungkin ini akibat pengelolaan objek wisata yang belum dilakukan dengan maksimal, atau juga ini sengaja dilakukan untuk menambah daya tarik guung itu.

Setibanya di lokasi parkir puncak, ternyata di sana sudah ada puluhan Jip yang terparkir tidak rapi. Para penyewa jaket pun saling berlomba menawarkan jaketnya buat kami. Satu jaket sekali pakai ditawarkan dengan harga Rp20 ribu.

Tidak ketinggalan tukang ojek juga mencoba mencari peruntungan menawarkan jasa mengantarkan pengunjung dari area parkir menuju tangga Pananjakan. Tukang ojek motor yang semua motornya bermerk Honda GL-Pro ini mematok tarif sekali jalan sebesar Rp10 ribu.

Saya sempat berpikir terlalu pagi datangnya. Namun ternyata telah ada ratusan pelancong yang didominasi oleh turis asing. Mereka telah bersiap menyusuri tangga-tanga menuju Pananjakan.

Udara begitu lembab dan mengandung titik-titik air. Meskipun saat itu tidak hujan, tetapi baju penghangat badan yang dipakai oleh pengunjung tetap basah oleh kabut puncak Pananjakan.

Sebelum memulai menjejaki anak-anak tangga menuju pemandangan di puncak Pananjakan, sebagaian pengunjung memilih untuk melepas lelah di warung-warung yang banyak bertebaran di sana. Ada dua menu favorit yang paling diburu oleh pengunjung yaitu mie gelas dan kopi.

Turis-turis lokal dan asing berbaur menjadi satu di warung-warung sederhana tersebut. Di titik itu, beberapa rombongan memilih untuk berkumpul terlebih dahulu. Masing-masing tour leader memberi penjelasan yang dibutuhkan oleh pengunjung.

No comments: