
Tak akan jemu menghabiskan waktu berkhayal dan mencoba menerawang seperti apakah kelak di hari esok. Kadang kekhawatiran muncul, melihat fakta yang terpampang telanjang di depan mata. Nyali menjadi ciut, dan ragu untuk menengadahkan pandangan, menentang sengitnya terik yang murka.
Betapa kecil dan lemah, seperti kaca yang meninggalkan serpihan tipis saat diterjang bebatuan. Rasanya baru kemarin melewatkan semua masa lalu yang penuh senyum. Tapi sekarang, perlahan namun pasti, riak-riak kehidupan tidak lagi mulus. Kadang, pikiran dan jiwa bertarung satu sama lain mempertentangkan kebebalan masing-masing.
No comments:
Post a Comment