
Entah apa yang menarik dari dirinya, yang pasti bayang-bayangnya tak pernah hilang hingga kini. Mungkin empat tahun bukan waktu yang sebentar untuk melenyapkan sebuah banyangan kelam. Bayangan itu terus menghantui, masuk di antara celah-celah dinding yang sempit, dan mengalir begitu saja.
Saat-saat indah itu telah begitu lama berlalu. Yang tertinggal hanyalah sebuah memori kelam hilangnya seorang gadis dari sucinya tahta cinta, yang menyiratkan berjuta kepedihan. ketika malam menjelang, saat jangkrik di kegelapan saling bersahut-sahutan, bayangan si gadis perlahan-lahan muncul kembali. Menyapa sejenak, dan berlalu begitu saja.
Sampai kapankah bayangan si gadis bakal terus-menerus menghantui, membekukan semua urat-urat rasa hingga terbujur remuk. Adakah cinta mati itu, sehingga cinta si gadis tetap tak pernah terhapuskan, yang seolah mengebiri ruang dan waktu.
No comments:
Post a Comment