November 1, 2012

Ya, kita suka yang santai


Ah terlanjur sudah konsep undangan dibahas di blog ini. Tanggung rasanya jika sesi pemotretan prewedding enggak dibahas juga. Sekalian saja deh, disinggung juga soal seluk-beluk pemotretan yang mengambil lokasi di dua pulau yang berbeda masih di nusantara yakni Jawa (Jogja) dan Sumatra (Karo).

Boleh dibilang foto prewed kita ini berat di ongkos, buat transport maksudnya. Tapi enggak apa-apalah, toh saat itu memang sudah niat pulang kampung sekalian merayakan pesta tahunan bersama keluarga besar. Pertimbangannya, pesta tahunan kali ini sepertinya jadi yang terakhir dalam kondisi lajang.

Sesi foto di kampung, konsepnya tradisional-kontemporer. Pemotretannya memang tak seperti yang diharapkan. Fotografernya harus dijemput dulu dari Kabanjahe saat pagi-pagi buta. Belum lagi kondisi cuaca yang cerah sekali tanpa awan.



Untungya lokasi pemotretan di  ladang jeruk sendiri sehingga bisa bebas menentukan titik lokasi. Hanya saja, saat itu memang tak banyak jeruk yang berbuah padahal sebenarnya itu yang ingin dieksplorasi. Hanya satu pohon jeruk yang saat itu berbuah lebat sehingga langsung diputuskan pemotretan digelar di sana.

Jelang siang sesi pemotretan selesai. Saat itu cuaca kian panas sehingga kru memutuskan untuk mengakhirinya. Sebenarnya masih ada keinginan untuk melanjutkan sesi foto di sungai dekat rumah. Tapi karena saat itu kondisi sungai lagi ramai, ya terpaksa sesi foto di sungai dibatalkan.

Belum lengkap rasanya foto prewedding ini jika tanpa adegan menaiki pedati tradisional. Untuk mendapatkan properti itu enggak terlalu sulit. Ada keponakan di dekat rumah yang punya pedati lengkap dengan sapinya. Sebenarnya saat itu si sapi masih asyik-asyikan tidur, tapi kita culik paksa untuk jadi properti. Lihat sendiri, jalannya masih ogah-ogahan. Untungnya sapi ini sangat jinak.


Dua minggu kemudian, sesi pemotretan dialihkan ke Jogja dan sekitarnya. Jika fotografer di kampung terkesan seadanya, kali ini di Jogja, kami memakai jasa fotografer yang sebenarnya. Ya, hasilnya tidak mengecewakan.

Meski diambil di tiga lokasi yang berbeda dan jaraknya cukup berjauhan, namun sesi pemotretan bisa dipadatkan jadi satu hari saja. Pemotretan diawali di Benteng Verderburg Jogja. Sudut demi sudut benteng tersebut kami sisir satu per satu. Prosesnya berjalan lancar. Pada saat yang bersamaan, ada juga pasangan lain yang juga menjalani sesi prewedding. Konsep mereka Jawa klasik banget, lengkap dengan andongnya.

Perjalanan dilanjutkan ke Keraton Jogja. Jangan berpikir pemotretannya di dalam bangunan Keraton, kami hanya mampir di depan gerbang saja. Yang penting logo Keraton Jogja terkplorasi dan bisa nongol di dalam foto.

Sesi foto diakhiri di pantai Kuwaru, Bantul. Pemotretan ditunda terlebih dahulu karena semua kru dalam kondisi lapar yang luar biasa. Setelah menikmati hidangan laut yang segar-segar barulah semua kru kembali bersemangat. Pengambilan gambar dilakukan hingga sore. 

No comments: